Langsung ke konten utama

Apakah dengan Mempelajari 9 Unsur Bahasa Kita Dapat Menggunakan Bahasa Indonesia dengan Baik dan Benar Secara Lisan Terutama Tulisan ?

Apakah dengan Mempelajari 9 Unsur Bahasa Kita Dapat Menggunakan Bahasa Indonesia dengan Baik dan Benar Secara Lisan Terutama Tulisan ?

Nama  : Mareta Puspitasari
Kelas  : 3KA30
Npm   : 14111286
Tugas : 1 Paragraf Argumentasi


Dalam kehidupan yang kita jalani tentunya tidak lepas dari komunikasi. Dimana kita setiap menit atau bahkan detik selalu berinteraksi dengan orang lain, tentunya hal ini merupakan kegiatan yang tidak asing. Apalagi kita hidup dan tinggal di zaman yang modern yang hampir setiap orang selalu melakukan aktivitasnya dengan berinteraksi satu sama lain. Dalam berinteraksi tentunya diperlukan suatu alat komunikasi yaitu Bahasa. 

Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf , 1997 : 3). Sedangkan Menurut Felicia (2001 : 1), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Sebagai pemakai bahasa, tentunya kita pernah mengalami kesulitan komunikasi secara lisan maupun tulisan. Hal ini sering terjadi jika kita dituntut menggunakan bahasa yang teratur yang cenderung kaku bagi kepentingan tertentu contohnya dalam sebuah pidato, rapat, atau semacamnya. Sering kali kita terbata –bata dalam mengucapkannya maupun menuliskannya atau bahkan mencampurkan bahasa standar dengan non standar. 

Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial (Keraf, 1997: 3). Begitu pentingnya bahasa, terutama bahasa bangsa kita sendiri bahasa Indonesia. Sehingga secara tidak langsung mau tidak mau kita harus memperdalam dan mempelajari unsur bahasa agar dapat melakukan komunikasi dengan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar secara lisan maupun tulisan. 

Unsur tersebut adalah ragam bahasa, ejaan, diksi, kalimat, alinea dan pengembangan, perencanaan penulisan karangan ilmiah, kerangka karangan, kutipan dan catatan kaki, abstrak dan daftar pustaka. Namun, apakah harus dengan mempelajari semua 9 unsur tersebut? Dalam berkomunikasi tentunya kita menggunakan bahasa. Tentunya masing – masing pemakaian bahasa berbeda – beda tergantung menurut pemakaian seperti topik yang dibicarakan, hubungan pembicara seperti kawan bicara, orang yang dibicarakan. Contohnya saat kita sedang berada pada sebuah rapat tentunya kita menggunakan bahasa baku karena sedang dalam suasana yang resmi. Membuat surat keterangan dinas pastinya menggunakan kosa kata bahasa baku. 

Lain halnya jika kita sedang berada di lingkungan rumah kita tidak diharuskan menggunakan bahasa baku, berkumpul bersama teman – teman sebaya tentunya kita sering menggunakan bahasa tak baku. Itulah yang dinamakan ragam bahasa atau variasi bahasa. Perlunya mempelajari ragam bahasa memberikan kita kemudahan menggunakan bahasa dalam situasi serta pemakaian yang tepat. Dalam penulisan pun kita juga dituntun dalam menggunakan pilihan kata yang tepat/ diksi dalam menyusun kalimat yang baik sesuai ejaan yang ada, membuat perencanaan perencanaan penulisan, kerangka karangan. Sehingga penulisan yang kita buat sesuai dengan aturan. 

Sebelum membuat tulisan hendaklah kita memilih topik yang akan menjadi pokok pembicaraan, pentingnya memilih topik sebelum melakukan penulisan memudahkan kita dalam menyusun kalimat yang tepat. Ejaan sangatlah erat kaitannya dengan kegiatan tulis – menulis . apalagi jika dalam penulisan ilmiah, makalah atau surat – surat resmi, perjanjian ejaan yang digunakan haruslah benar – benar diperhatikan. Contoh ejaan penulisan huruf untuk nama harus menggunakan huruf kapital pada awalan hurufnya “mareta” maka jika kita mengikuti penulisan ejaan yang tepat maka menjadi “Mareta”. Namun jika hanya kata – kata umum seperti “bekerja” ditulis dengan huruf kecil. Berbeda jika kata “bekerja” itu menjadi suatu awalan dalam suatu kalimat atau paragraph maka harus ditulis dalam huruf kapital. Secara langsung dari penulisan itulah kita dapat menentukan alinea. Alinea pada umumnya dikatakan bahwa terdiri atas beberapa kalimat dan dari alinea tersebutlah kita dapat menentukan yang mana yang akan menjadi kalimat topik, kalimat penutup dan kalimat pengembangan. 

Sebuah tulisan tentunya harus memiliki kalimat topik yang merupakan kalimat yang mengungkapkan gagasan pokok dari tulisan tersebut. Dan dalam kalimat topik tersebut dapat diuraikan menjadi kalimat pengembangan yaitu kalimat – kalimat yang terkandung dalam topik. Kalimat topik dan pengembangan masing-masing memiliki keterkaitan, jangan sampai kalimat pengembangan keluar dari uraian kalimat topik. Biasanya terkadang penulis suka mengutip atau meminjam kalimat, pendapat seseorang yang terkenal dengan mencantumkan sumbernya. Biasanya kita sebut dengan kutipan sedangkan penjelasan sumber dinamakan catatan kaki. Kutipan dan catatan kaki memliki fungsi saling terkait satu sama lain yang fungsinya untuk menghargai penulisan seseorang. 

Pada penulisan kita juga hendaknya menuliskan abstraksi, yang fungsinya memberikan sajian singkat dan inti tulisan sehingga pembaca bisa memilih untuk membaca atau mempelajari keseluruhan penulisan. Sedangkan hal terakhir yang dibutuhkan untuk penulisan yang sesuai aturan yang ada yaitu daftar pustaka untuk menuliskan sumber bacaan sebagai acuan yang digunakan, contohnya jika kita sedang membahas suatu topik tentang pemrograman, pasti kita membutuhkan acuan entah itu dari buku atau dari website. 

Kesimpulan 

9 unsur bahasa tersebut penting untuk dipelajari, baik untuk digunakan dalam komunikasi lisan maupun komunikasi tulisan yang baik dan benar sesuai kaidah Bahasa Indonesia. 9 unsur tersebut memiliki hubungan yang saling terkait satu sama lain. Apalagi kaitannya dalam penulisan karya ilmiah. 9 unsur tersebut memenuhi syarat untuk mencapai tujuan dari judul tulisan ini yaitu mampu menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar secara lisan terutama tulisan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alasan Perlunya Kode Etik

Alasan Perlunya Kode Etik Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni pergaulan manusia, etika ini kemudian di wakilkan dalam sebuah bentuk aturan (kode) tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan bisa di fungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) di nilai menyimpang dari kode etik.  Dengan demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial itu sendiri. Maka selanjutnya ada beberapa alasan mengapa kode etik perlu untuk dibuat.Beberapa alasan tersebut adalah menurut Adams., dkk (Ludigdo, 2007) : Kode etik merupakan suatu cara untuk memperbaiki iklim organisasional sehingga individu-individu dapat berperilaku secara etis. Kontrol etis diperlukan karena sistem legal dan pasar tidak cukup mampu men

Etika Dalam Bermasyarakat Dan Penerapan Hukum Perdata dan Pidana Dalam Contoh Kasus Etika

A. Perihal Etika Etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” dalam bentuk tunggal yang berarti kebiasaan. Etika merupakan dunianya filsafat, nilai, dan moral yang mana etika bersifat abstrak dan berkenaan dengan persoalan baik dan buruk.  Dapat disimpulkan bahwa etika adalah: Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan terutama tentang hak dan kewajiban moral. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak. Nilai mengenai benar atau salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Secara terminologis, De Vos mendefinisikan etika sebagai ilmu pengetahuan tentang kesusilaan (moral). Sedangkan William Lilliemendefinisikannya sebagai the normative science of the conduct of humanbeing living in societies is a science which judge this conduct to beright or wrong, to be good or bad. Sedangkan ethic, dalam bahasa Inggris berarti system of moral principles. Istilah moral itu sendiri berasal dari bahasa latin mos (jamak: mores), yang berarti juga kebiasaan dan adat (Vos

Pandangan Mengenai Konflik

II. Pandangan Mengenai Konflik Konflik bisa timbul karena faktor – faktor sebagai berikut   : 1.       Persepsi : konflik ada karena persepsi berbeda dari pihak – pihak yang bersangkutan. 2.       Pertentangan   : konflik timbul karena adanya pertentangan kepentingan. 3.       Kelangkaan   : konflik terjadi karena sumber – sumber adanya tidak tak – terbatas. 4.       Blokade   : konflik didorong oleh perilaku suatu pihak yang memblokir pencapaian tujuan dari pihak lain. 5.       Perbedaan cara   : konflik juga bisa terjadi karena perbedaan cara untuk mencapai tujuan yang sama. Pada hakekatnya terdapat dua pandangan utama mengenai konflik, yaitu   : 1.       Pandangan tradisional   : setiap konflik akan mengganggu kerjasama untuk mencapai tujuan organisasi. Karena itu konfllik selalu mengandung pengertian negative, jelek dan destruktif . Tanggung jawab manajemen adalah mencegah timbulnya konflik. 2.       Pandangan interaksional   : konflik memberikan dorongan terjadi