Langsung ke konten utama

Bibliografi (Tugas Bahasa Indonesia 2)

A. Bibliografi sebagai  Pendekatan Keilmuan
Menurut Sulityo Basuki (1993), istilah bibliografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata “biblion” yang berarti buku, dan kata “graphein” yang berarti menulis. Jadi istilah bibliografi berarti penulisan buku. Meskipun demikian dalam perkembangannya istilah bibliografi lebih dikenal sebagai suatu teknik sistematik dalam membuat daftar deskriptif dari suatu terbitan. 

Tidak jarang dijumpai dalam suatu buku terdapat suatu bibliografi yang berisi daftar terbitan yang dijadikan rujukan di dalam penulisan. Dalam hal ini bibliografi identik dengan daftar referensi atau daftar bacaan. Bibliografi sebagai suatu daftar bacaan atau daftar rujukan dalam penulisan buku atau suatu karya ini merupakan pengertian yang paling banyak dipahami orang. Bibliografi juga dipahami sebagai suatu terbitan yang mendaftar berbagai terbitan dalam berbagai bentuknya seperti Bibliografi Nasional Indonesia. Bibliografi Nasional Indonesia merupakan terbitan yang mendaftar terbitan-terbitan di Indonesia.

Bibliografi dalam pengertian ini sering dibedakan dengan bibliografi umum yang mencakup berbagai bidang ilmu pengetahuan, dan bibliografi khusus yang hanya mencakup satu bidang ilmu, atau lazim disebit bibliografi subyek.

Verner W. Clapp (1985) memberikan pengertian bibliografi sebagai berikut: “Bibliografi adalah istilah yang disandangkan bagi ilmu, seni, atau jenis produk seni dalam merekam bahan-bahan terbitan. Sebagai ilmu, bibliografi adalah suatu bentuk pengetahuan yang terorganisir yang menampilkan buku dalam berbagai aspeknya, baik dari aspek fisik maupun buku dilihat sebagai pembawa ide / gagasan atau bentuk intelektual yang dikandungnya. 

Bibliografi dalam hal ini adalah ilmu pengetahuan tentang buku dilihat dari berbagai aspeknya. Adapun sebagai suatu seni, bibliografi merupakan suatu teknik untuk memperoleh, menyusun dan menampilkan kembali informasi mengenai buku dan atau bahan sejenisnya. Sebagai produk seni, bibliografi adalah daftar sistematik dari buku-buku yang disusun untuk maksud tujuan tertentu. Istilah buku di sini tidak hanya terbatas pada kumpulan lembaran kertas, tetapi termasuk di dalamnya pamflet, majalah, surat kabar serta artikel yang diterbitkan, manuscript, peta, dan kompisisi musik bahkan mikrofilm dari bahan-bahan yang diterbitkan.

B. Bagian-bagian Bibliografi

Suatu deskripsi bibliografi biasanya terdiri dari:
  1. Judul : berisi judul artikel atau judul buku yang akan di deskripsikan
  2. Kepengarangan : berisi nama pengarang perorangan atau pengarang badan korporasi
  3. Sumber : berisi judul jurnal, judul prosiding, atau judul buku dimana informasi tersebut berada.
  4. Data terbitan (impresum) : berisi data tentang kota terbit, nama penerbit, dan tahun terbit
  5. Keterangan fisik buku (kolasi), yang berisi halaman lokasi artikel ditemukan.
  6. Keterangan informasi, seperti kata kunci dan abstrak
  7. Keterangan tambahan, seperti lokasi rak penyimpanan, kode call number, perpustakaan pemilik bahan pustaka, dan sebagainya.
 C. Manfaat Bibliografi

Pencatatan informasi mengenai koleksi perpustakaan dalam bentuk bibliografi dilakukan dengan berbagai alasan antara lain:
  1. Jumlah koleksi perpustakaan yang semakin meningkat bentuk dan bidang kajiannya.
  2. Kebutuhan informasi para pengguna yang semakin beragam dan meningkat jumlahnya.
  3. Upaya untuk meningkatkan kualitas layanan penelusuran informasi yang cepat dan tepat.

Dengan demikian maka, bibliografi dapat digunakan sebagai:
  1. Bahan rujukan terhadap koleksi perpustakaan.
  2. Daftar koleksi yang dimiliki perpustakaan.
  3. Daftar informasi bahan pustaka mengenai suatu bidang kajian tertentu, dan sebagainya.

Contoh Bibliografi yang di ambil dari buku yang berjudul Step by Step Web Design Theory and Practice karya Asep Herman Suyanto.



Abdul Kaadir, Pemograman Web, Mencangkup : HTML, CSS, JavaScript & PHP, Penerbit Andi Yogyakarta, Yogyakarta , 2003.

Sutarman, "Seminar Nasional : Web Design", HMJ TI, Akakom, Yogyakarta, Maret 2005.

Pupung Budi Purnama, http://designworld.master.web.id, Design World. (Juni 2006).

sumber :


Asep Herman Suyanto, Step by Step Web Design Theory and Practice, Penerbit Andi Yogyakarta, Yogyakarta, 2007.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alasan Perlunya Kode Etik

Alasan Perlunya Kode Etik Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni pergaulan manusia, etika ini kemudian di wakilkan dalam sebuah bentuk aturan (kode) tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan bisa di fungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) di nilai menyimpang dari kode etik.  Dengan demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial itu sendiri. Maka selanjutnya ada beberapa alasan mengapa kode etik perlu untuk dibuat.Beberapa alasan tersebut adalah menurut Adams., dkk (Ludigdo, 2007) : Kode etik merupakan suatu cara untuk memperbaiki iklim organisasional sehingga individu-individu dapat berperilaku secara etis. Kontrol etis diperlukan karena sistem legal dan pasar tidak cukup mampu men

Etika Dalam Bermasyarakat Dan Penerapan Hukum Perdata dan Pidana Dalam Contoh Kasus Etika

A. Perihal Etika Etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” dalam bentuk tunggal yang berarti kebiasaan. Etika merupakan dunianya filsafat, nilai, dan moral yang mana etika bersifat abstrak dan berkenaan dengan persoalan baik dan buruk.  Dapat disimpulkan bahwa etika adalah: Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan terutama tentang hak dan kewajiban moral. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak. Nilai mengenai benar atau salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Secara terminologis, De Vos mendefinisikan etika sebagai ilmu pengetahuan tentang kesusilaan (moral). Sedangkan William Lilliemendefinisikannya sebagai the normative science of the conduct of humanbeing living in societies is a science which judge this conduct to beright or wrong, to be good or bad. Sedangkan ethic, dalam bahasa Inggris berarti system of moral principles. Istilah moral itu sendiri berasal dari bahasa latin mos (jamak: mores), yang berarti juga kebiasaan dan adat (Vos

Pandangan Mengenai Konflik

II. Pandangan Mengenai Konflik Konflik bisa timbul karena faktor – faktor sebagai berikut   : 1.       Persepsi : konflik ada karena persepsi berbeda dari pihak – pihak yang bersangkutan. 2.       Pertentangan   : konflik timbul karena adanya pertentangan kepentingan. 3.       Kelangkaan   : konflik terjadi karena sumber – sumber adanya tidak tak – terbatas. 4.       Blokade   : konflik didorong oleh perilaku suatu pihak yang memblokir pencapaian tujuan dari pihak lain. 5.       Perbedaan cara   : konflik juga bisa terjadi karena perbedaan cara untuk mencapai tujuan yang sama. Pada hakekatnya terdapat dua pandangan utama mengenai konflik, yaitu   : 1.       Pandangan tradisional   : setiap konflik akan mengganggu kerjasama untuk mencapai tujuan organisasi. Karena itu konfllik selalu mengandung pengertian negative, jelek dan destruktif . Tanggung jawab manajemen adalah mencegah timbulnya konflik. 2.       Pandangan interaksional   : konflik memberikan dorongan terjadi